Sabtu, 21 Maret 2020

Mertua Halangi Ayah Bertemu Anak

Mengalami kehilangan isteri terkasih dan kemudian terpaksa harus berpisah dengan puteri bapak karena masalah pekerjaan, memang bisa menjadi sebuah pengalaman yang tidak mudah. Ini tentu bisa menjadi sumber semangat bapak untuk berhasil, sehingga bapak bisa segera bersatu dengan puteri bapak, dan kemudian bermaksud menata kembali kehidupan bapak dengan menikah kembali setelah menduda selama empat tahun. Ditengah keberhasilan dan harapan untuk berkumpul dengan puteri dan membina sebuah keluarga kembali, sikap mertua yang tidak sejalan tentu bisa membuat bapak menjadi kecewa, jengkel dan mungkin marah, sehingga bapak kemudian mempertimbangkan untuk memperkarakan mertua ke meja hijau. Sebelum bapak memutuskan, mari kita melihat beberapa kemungkinan, termasuk kenapa respon dari mertua seperti itu?

1. Kehilangan bukan hanya dirasakan oleh bapak tetapi juga mertua. Sehingga kehadiran cucu bisa saja menjadi pengganti anak yang telah meninggal. Kebersamaan dengan cucu selama empat tahun tentunya bisa membuat suatu ikatan emosi yang cukup kuat, sehingga saat bapak hendak mengambil cucunya dan menikah lagi, mungkin yang muncul dalam pemikiran mereka adalah mereka akan mengalami kehilangan kembali. Mereka bisa saja kuatir setelah bapak menikah, maka kesempatan untuk bertemu cucu menjadi sangat sulit, apalagi kalau sampai bapak membawa ke luar kota. Ketakutan dan kekuatiran yang muncul tentunya bisa menjadi dasar kenapa mereka sampai ngotot dan bersikeras seperti ini.


2. Membawa masalah keluarga ke meja hijau mungkin bisa menjadi jalan keluar, tetapi akibat yang ditimbulkan tentu bisa tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Mungkin bapak menang karena bapak adalah ayah biologis, tetapi bagaimana akibatnya terhadap puteri bapak yang mungkin sudah sangat dekat dengan mertua bapak. Ketika dengan terpaksa dia ikut dengan ayahnya, apakah dia senang, atau malah menimbulkan kekecewaan, dan bahkan kemarahan karena sudah dipisahkan dengan orang yang memelihara dan menyayangi dia selama ini. Kekecewaan dan kemarahan ini kemudian bisa juga berpengaruh pada relasi dengan mama tirinya, yang kalau tidak ditangani dengan bijak akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Dari kedua hal tersebut diatas, apakah bapak bisa memikirkan terlebih dahulu kemungkinan-kemungkinan jalan keluar yang lain, sebelum membawa masalah ini ke meja hijau. Mencoba untuk menempatkan diri dalam posisi mertua, anak, dan diri sendiri, tentunya akan memperkaya pandangan kita dalam masalah ini, untuk kemudian memikirkan jalan keluar yang terbaik, dimana relasi yang baik bisa tetap dipertahankan. Firman Tuhan dalam Roma 12:18 mengatakan: “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!”.

Untuk itu, coba bapak pikirkan sebuah jalan keluar yang tidak melukai mertua, anak, dan bapak sendiri. Apa yang akan bapak kerjakan bukanlah jalan yang mudah, tetapi dengan mengandalkan pertolongan dan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus, tentunya kita berharap bisa menghasilkan keputusan yang membawa damai. Berbicara dengan orang yang tepat dan tidak memihak tentunya akan dapat membantu bapak untuk dapat melihat dari berbagai segi. Kiranya Tuhan menolong bapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar