Mengalami kehilangan isteri terkasih dan kemudian
terpaksa harus berpisah dengan
puteri bapak karena masalah
pekerjaan, memang bisa menjadi
sebuah pengalaman yang tidak
mudah. Ini tentu bisa menjadi
sumber semangat bapak untuk
berhasil, sehingga bapak bisa
segera bersatu dengan puteri
bapak, dan kemudian bermaksud
menata kembali kehidupan bapak
dengan menikah kembali setelah
menduda selama empat tahun.
Ditengah keberhasilan dan harapan untuk berkumpul dengan puteri
dan membina sebuah keluarga
kembali, sikap mertua yang tidak
sejalan tentu bisa membuat bapak
menjadi kecewa, jengkel dan
mungkin marah, sehingga bapak
kemudian mempertimbangkan
untuk memperkarakan mertua
ke meja hijau. Sebelum bapak
memutuskan, mari kita melihat
beberapa kemungkinan, termasuk
kenapa respon dari mertua seperti
itu?
1. Kehilangan bukan hanya
dirasakan oleh bapak tetapi juga
mertua. Sehingga kehadiran cucu bisa saja menjadi pengganti
anak yang telah meninggal.
Kebersamaan dengan cucu
selama empat tahun tentunya
bisa membuat suatu ikatan
emosi yang cukup kuat,
sehingga saat bapak hendak
mengambil cucunya dan
menikah lagi, mungkin yang
muncul dalam pemikiran mereka
adalah mereka akan mengalami
kehilangan kembali. Mereka
bisa saja kuatir setelah bapak
menikah, maka kesempatan
untuk bertemu cucu menjadi
sangat sulit, apalagi kalau
sampai bapak membawa ke luar
kota. Ketakutan dan kekuatiran
yang muncul tentunya bisa
menjadi dasar kenapa mereka
sampai ngotot dan bersikeras
seperti ini.
2. Membawa masalah keluarga
ke meja hijau mungkin bisa
menjadi jalan keluar, tetapi akibat
yang ditimbulkan tentu bisa
tidak sesuai dengan apa yang
kita pikirkan. Mungkin bapak
menang karena bapak adalah
ayah biologis, tetapi bagaimana
akibatnya terhadap puteri bapak
yang mungkin sudah sangat dekat
dengan mertua bapak. Ketika
dengan terpaksa dia ikut dengan
ayahnya, apakah dia senang, atau
malah menimbulkan kekecewaan,
dan bahkan kemarahan karena
sudah dipisahkan dengan orang
yang memelihara dan menyayangi
dia selama ini. Kekecewaan dan
kemarahan ini kemudian bisa
juga berpengaruh pada relasi
dengan mama tirinya, yang kalau
tidak ditangani dengan bijak akan
menimbulkan masalah di kemudian
hari.
Dari kedua hal tersebut diatas,
apakah bapak bisa memikirkan
terlebih dahulu kemungkinan-kemungkinan jalan keluar yang
lain, sebelum membawa masalah
ini ke meja hijau. Mencoba untuk
menempatkan diri dalam posisi
mertua, anak, dan diri sendiri,
tentunya akan memperkaya
pandangan kita dalam masalah
ini, untuk kemudian memikirkan
jalan keluar yang terbaik, dimana
relasi yang baik bisa tetap
dipertahankan. Firman Tuhan
dalam Roma 12:18 mengatakan:
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu
bergantung padamu, hiduplah
dalam perdamaian dengan
semua orang!”.
Untuk itu, coba
bapak pikirkan sebuah jalan keluar yang tidak melukai
mertua, anak, dan bapak sendiri.
Apa yang akan bapak kerjakan
bukanlah jalan yang mudah,
tetapi dengan mengandalkan
pertolongan dan anugerah dari
Tuhan Yesus Kristus, tentunya
kita berharap bisa menghasilkan
keputusan yang membawa damai.
Berbicara dengan orang yang tepat
dan tidak memihak tentunya akan
dapat membantu bapak untuk
dapat melihat dari berbagai segi.
Kiranya Tuhan menolong bapak.