Senin, 16 Desember 2019

Obat anti malas

Hey sobat-nya yang selalu setia “en” manis gak ada ujungnya, kali ini kami hadir lagi ke tengah-tengah kalian buat jadi malaikat penolong, jiah.. Oke, sekarang kami hadir dengan rentetan panjang tips buat para sobat yang sering punya penyakit males, hayooo... semua pada pernah ngerasa males kan? Males itu ada macem-macem, mulai dari males belajar, males kerja, males olahraga, males mandi, males makan, sampe males bernafas *yah,, mati dong?. Ternyata nih ya sobat, males itu musuh beratnya si rajin, *gubrak, udah tau keles..
Kalo males terus aja dipiara, bisa jadi gak akan pernah ada sebuah pencapaian yang berarti di hidup kita, teman. Salah satu cara gimana kita bisa membuat hidup jadi lebih berarti itu dengan memberantas rasa males itu sendiri. Trus gimana cara ngebunuhnya? Tenang, tenang karena obat pembunuh rasa males itu yang bakal kami bahas kali ini. Penasaran? Langsung aja deh cekidot!
Obat anti malas

Olahraga
Kalo energi yang ada di dalam tubuh minimal, kadang rasa malas pun terasa. Jadi, tingkatkan energi yang ada di dalam tubuh sobat biar rasa malas pun jauh-jauh deh dari kita.
Istirahat Cukup
Bukan hanya kurang olahraga, kurang istirahat juga bisa jadi biang dari rasa malas loh sob. Jadi, tetep istirahat yang cukup supaya kalian gak ngantuk dan tetap semangat waktu ngelakuin aktivitas apapun.
Harus Ada Batas Waktu Di Setiap Memulai Kegiatan
Biar gak bosen nih ya, harus ada patokan waktu minimal untuk memulai suatu aktivitas. Biasanya sih orang Cuma ngerasa males waktu mau ngelakuin aja, kalo udah dilakuin mah ke belakangnya gampang-gampang aja tuh. Jadi, jangan mikir panjang untuk memulai.
Anggap Semua Kegiatan Itu Penting
Jurus lain yang gak kalah efektif untuk ngusir rasa malas itu dengan menganggap semua kegiatan itu penting karena dengan adanya anggapan itu, kita akan lebih bersemangat ngerjain sesuatu, kalo udah semangat, dijamin gak bakal males deh!
Pertimbangin Manfaat Dari Suatu Aktivitas
Selain harus nganggap suatu kegiatan itu penting, kita juga harus mikirin manfaat dari kegiatan yang bakal dilakuin, jangan hanya tingkat kesulitannya aja yang dipikirin! Kalo cuma tingkat kesulitannya yang dipikirin, udah pasti sobat bakal males duluan yang mau ngerjain.
Cari Partner
Partner emang bisa jadi solusi yang paling menarik kalo ngerjain sesuatu. Dengan adanya partner, maka sobat akan ngerasa kalo ada temen yang senasib, jadi lebih termotivasi buat ngerjain kerjaan itu secepetnya deh.
Yaudah, sekian dulu pembahasan dari kami tentang gimna caranya ngusir rasa malas. Dont be lazy, guys karena rasa malas akan membuat tiap serpihan impian kecil kamu yang dibangun menjadi terbuang sia-sia. Gak mau kan kejadian di masa nanti menyesal karena malas, so segeralah buang rasa malasnya dan ganti dengan rasa rajin. Yuhuuu…..

Minggu, 15 September 2019

Wisata Pantai Cimaja

Popularitas daerah ini memang baru mencuat beberapa tahun belakangan. Pun demikian, ia digadang-gadang bakal mampu menandingi Bali.

Pantai Cimaja hanya berjarak beberapa kilometer dari kawasan wisata Pelabuhan Ratu, Sukabumi, sebelah selatan Jawa Barat. Jika bertolak dari Jakarta, perjalanan ke Cimaja membutuhkan waktu sekitar lima jam, dengan jarak tempuh sekitar 120 km. Kendati memakan waktu lama, perjalanan ke Cimaja tidaklah membosankan. Jalur yang berliku dengan pemandangan elok di sisi jalan akan membuat waktu cepat berlalu.

Berbeda dengan pantai-pantai di sekitar Pelabuhan Ratu yang ramai, pantai Cimaja cenderung lebih sepi dan bersih. Mayoritas pengunjung bukanlah para keluarga atau muda-mudi yang hendak rekreasi, melainkan para pegiat olahraga selancar air atau sepeda. Pun demikian, seiring meningkatnya popularitas, kini kian banyak orang-orang yang berdatangan.
Ini dia Bali-nya Sukabumi.

Adalah para peselancar asing yang mulanya gencar mempromosikan kawasan pantai Cimaja. Berkat forum-forum dunia maya dan media sosial, nama Cimaja muncul sebagai salah satu titik selancar paling memikat yang ada di pulau Jawa. Ombak-ombaknya besar, terutama pada rentang musim panas, yaitu bulan Mei hingga Oktober. Karakter ombak dan pantai Cimaja pun dinilai cukup menantang bagi peselancar profesional, namun juga cocok bagi orang yang hendak belajar. Dede Suryana, peselancar kawakan Indonesia, adalah anak asli Cimaja.

Terlepas dari kegiatan selancar, kawasan di sekitar Pantai Cimaja juga menawarkan objek-objek wisata lain yang tak kalah menarik. Sebut saja, mata air panas di daerah Cisolok, air terjun Cicurug, kuil Dewi Kwan Im di Pantai Cipatuguran, hingga Gua Lalai yang menjadi rumah jutaan kelelawar. Jika menggunakan kendaraan pribadi, semua objek wisata tersebut dapat dicapai dengan mudah karena jaraknya berdekatan.

Banyaknya objek wisata menarik di seputar Pantai Cimaja membuatnya kian ramai dikunjungi wisatawan. Oleh karenanya, jika Anda tertarik ke sana, sebaiknya menghindari akhir pekan. Tidak adanya rute alternatif menuju Cimaja membuat jalanan kerap diwarnai kemacetan. Selain itu, tingkat okupansi penginapan juga menjadi pertimbangan.

Sabtu, 11 Mei 2019

Pengganti avtur?

Melambungnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bukan saja membuat pusing industri otomotif. Mereka bisa saja mengembangkan bahan bakar hibrida atau biodiesel. Lalu, bagaimana dengan industri penerbangan?
Pesawat terbang sebagai alat transportasi tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Industri ini juga memerlukan bahan bakar alternatif di luar BBM. Saat ini, ilmuwan dan pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah memutar otak mencari sumber energi alternatif bagi pesawat jet komersial mereka.
Agaknya pencarian itu tidak semudah yang terjadi pada kendaraan biasa. Ilmuwan menghadapi banyak kendala untuk memproduksi dan mengangkut bahan bakar alternatif bagi pesawat terbang. Ada syarat utama di mana bahan bakar tersebut harus mampu bertahan dalam kondisi ekstra dingin saat pesawat berada jauh di atas permukaan bumi. Referensi : https://infonesia.page4.me/
Saat ini, ilmuwan memang sudah menemukan bahan bakar jet alternatif, namun sayangnya justru harganya jauh lebih mahal dibanding bahan bakar yang ada sekarang.
“Jauh lebih mudah mengembangkan bahan bakar bagi kendaraan darat daripada untuk pesawat terbang,” komentar Billy Glover, direktur masalah lingkungan dari Boeing Co seperti yang dilansir AP baru-baru ini.
Biodiesel

Biodiesel
Ilmuwan Boeing sendiri merasa energi alternatif harus segera ditemukan seiring dengan kian melonjaknya harga BBM. Lebih dari itu, Glover menekankan mengenai keberadaan bahan bakar fosil yang terus menyusut.
Mayoritas penerbangan komersial menggunakan bahan bakar yang sama, yakni kerosen. Bahan bakar ini lebih berat daripada bensin yang dipakai pada kendaraan biasa, tapi tidak seberat solar. Bahan bakar ini sengaja didesain setepat mungkin bagi transportasi udara yang mempertimbangkan kondisi suhu rendah di angkasa.
Tentu saja kersosen tidak dapat diandalkan sebagai satu-satunya bahan bakar pesawat terbang, harus dicari bahan bakar lain. Ilmuwan saat ini tengah mempelajari biodiesel, bahan bakar yang terbuat dari kacang kedelai, jagung, dan produk alam lainnya. Sejumlah kendaraan sudah menggunakan bahan bakar biodiesel dan terbukti aman.
Masalahnya, biodiesel yang dapat berjalan baik dipakai pada kendaraan biasa tidak dapat berfungsi ketika dijalankan pada pesawat terbang. Bahan biodiesel akan langsung membeku ketika berada dalam temperatur tinggi. Proses membeku itu bahkan jauh lebih tinggi dibanding dengan bahan bakar tradisional yang masih mampu bertahan pada ketinggian 35.000 kaki. Lalu dicarilah cara agar biodiesel dapat bertahan untuk tidak membeku pada ketinggian tersebut.
Saat teknologi itu sudah ditemukan, muncul masalah baru, yakni masalah keterbatasan lahan untuk menyediakan bahan dasarnya. Di AS tidak ada lahan yang cukup luas untuk ditanami kebun jagung. Kebutuhan pangan manusia jauh lebih diperlukan dari bahan tersebut ketimbang untuk bahan bakar jet.
Robert Dunn, pakar rekayasa kimia dari Departemen Pertanian AS yang saat ini mempelajari biodiesel sebagai bahan bakar jet, merasa bahwa masalah harga menjadi hal utama. “Tantangan saat ini adalah bidang ekonomi. Harga untuk memproduksi biodiesel belum dapat dikatakan ekonomis dibandingkan bahan bakar minyak,” ungkapnya.
Hidrogen Fuel
Hidrogen
Opsi lain yang dapat diambil adalah mencampurkan biodiesel dengan bahan bakar minyak. Pilihan lain yang tidak kalah menantang adalah pemakaian hidrogen sebagai bahan bakar pesawat. Bahan bakar hidrogen ini sudah dipertimbangkan untuk dipakai pada pesawat selama beberapa dasawarsa terakhir.
Gerald Brown, pakar rekayasa senior dari NASA mengatakan bahwa mungkin akan dibutuhkan lebih sedikit modifikasi dalam menjalankan mesin jet dengan hidrogen cair. Kendala besarnya justru terletak pada penyimpanan.
Hidrogen cair harus disimpan dalam temperatur minus 424 derajad Celcius. Selain itu dibutuhkan ruang lebih luas juga untuk menyimpannya. Ini agak sulit sebab semua pesawat terbang mau tak mau harus didesain ulang.
Masalah harga juga menjadi kendala lain yang tidak kalah penting. Hidrogen dapat dipakai saat sudah dikombinasikan dengan elemen lain seperti air, ini menyebabkan munculnya biaya tambahan ketika kita memutuskan untuk memakai hidrogen sebagai sumber energi.

Minggu, 05 Mei 2019

Tikus dikejar kucing

Dulu, saat marak-maraknya demo mahasiswa, ada anekdot begini: mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada rektor, rektor takut pada menteri, menteri takut pada presiden, dan presiden takut pada mahasiswa. 

Anekdot ketakutan dalam siklus tertutup ini saya duga merupakan modifikasi dari anekdot lain yang lebih dahulu populer sebagai berikut: ada tikus terbirit-birit dikejar kucing, si kucing terbirit-birit dikejar anjing, si anjing terbirit-birit dikejar orang Batak, si orang Batak terbirit-birit dikejar seorang perempuan (isterinya), dan si perempuan terbirit-birit dikejar tikus.

Dalam anekdot antarsuku di Indonesia, memang orang Batak termasuk paling sering muncul sebagai korban, antara lain saya kira karena tipologi orang Batak itu sendiri yang lumayan kontroversial di mata orang non-Batak seperti kasar, keras, agresif, berlogat khas, dsb. Maka anekdot yang menyerang orang Batak dapat difahami sebagai sebuah upaya elegen dari fihak non-Batak untuk menyampaikan sebuah feedback. Di fihak lain, anekdot begini bagi saya sebenarnya merupakan sebuah tanda kedewasaan kultural dimana masyarakat sudah mampu mentertawakan (kelemahan) dirinya, sukunya dan bangsanya.

Tetapi di samping tujuan ini, anekdot seperti di atas sebenarnya juga menggambarkan bahwa setiap manusia memiliki sisi lemah dalam dirinya relatif terhadap sesuatu yang lain. Dan ketika sang manusia berhadapan dengan kondisi tersebut umumnya dia tidak bisa berkutik. Dalam suasana yang tidak kondusif itu manusia umumnya cuma bisa menggerutu dan mengumpat diam-diam. Jadi selain menciptakan humor dan tawa, kelemahan juga menciptakan ketakutan dan sungut-sungut. 
Rasa takut manusia
 
Sudah tentu bahwa kelemahan tidak cukup diselesaikan dengan humor dan tawa apalagi sungut-sungut dan hujat. Malah menurut saya keduanya sebenarnya hanya berfungsi sebagai teknik perumusan masalah secara gamblang, tajam dan elegan. Dengan kata lain, kelemahan dan atau kondisi negatif yang dipresentasikan sebagai masalah serta dipaket sebagai humor seharusnya mengundang pikiran kreatif untuk menyelesaikannya pada tingkat esensial.

Tikus-Tikus Korporat

Pada tingkat korporat, dari pengalaman dan observasi saya, terdapat banyak sekali "tikus" (kondisi negatif) yang membuat "perempuan" (karyawan) terjebak dalam sungut-sungut, gerutu dan berbagai hujatan besar maupun kecil. Untuk para eksekutif dan khususnya para pejabat di Divisi SDM, hal-hal ini seyogianya mengundang mereka untuk menyelesaikannya. Soalnya, jika masalah ini dibiarkan atau didiamkan maka sinisme, apatisme, dan demotivasi akan menguat di antara para karyawan. 

Di tengah jargon korporat untuk membangun quality excellence, world class organization, global competitiveness, hi tech hi touch, dan sebagainya yang ramai didengungkan dewasa ini, maka "tikus-tikus" dimaksud menjadi virus ganas yang mematikan roh SDM unggul yang diharapkan menjadi basis bagi terciptanya kondisi-kondisi ideal tadi. 

Tetapi sebelum mencari solusinya lebih dahulu kita berkenalan dengan "tikus-tikus" dimaksud. Dan dalam kesempatan ini saya hanya menampilkan "tikus-tikus" besarnya saja:

1. Atasan Pilih Kasih: Pilih kasih berarti menjadikan seseorang anak emas tanpa rasionalitas. Tapi sebenarnya, orang yang tidak terpilih menjadi anak emas pada saat yang sama dijadikan anak loyang. Maka kelompok loyang ini, jika tidak memberontak, akan tampil sebagai manusia tanpa greget untuk berbuat hal-hal yang menuju excellence. Bagi mereka bekerja hanyalah demi bertahan. Hidup adalah kerakap di batu.

2. Bila Salah Dikritik Bila Benar Tak Ada Pujian: Ini adalah bentuk lain ketidakadilan. Orang yang mengalaminya merasa terluka perasaannya dan sedih hatinya.

3. Hak-Hak Dicabut Tanpa Alasan: Hak-hak karyawan jika ditiadakan tanpa alasan yang kuat terasa sangat menyakitkan. Jika dipaksakan akan menimbulkan perlawanan. Dan jika tidak sanggup dilawan, akan dibalas dengan hati tawar dan pahit. Padahal di fihak lain, orang sebenarnya bersedia menderita bersama asal mereka faham dalam rangka apa mereka menderita. Jadi persoalannya bukan pada penderitaan itu sendiri, tetapi pada why should I suffer?

4. Informasi Disembunyikan (Tidak Transparan): Kenyataan seperti ini berarti ada fihak yang tidak dipercayai. Dan jika orang merasa tidak dipercayai, timbulah dugaan logis bahwa ada kejahatan yang sedang berlangsung diam-diam. Juga perasaan bahwa dirinya disepelekan. Perasaan seperti ini membuat orang kehilangan semangat dan antusiasme.

5. Keahlian Tidak Digunakan: Secara umum orang merasa senang jika dirinya berguna. Jadi jika orang merasa keahliannya tidak dimanfaatkan oleh organisasi, dia merasa dirinya kurang dihargai, dianggap tidak berguna. Hasilnya, demotivasi.

6. Kemampuan Tidak Dikembangkan: Ibarat mesin, orang merasa dirinya dipakai terus sampai soak tanpa servis atau tune-up. Karyawan merasa dirinya dieksploitasi tanpa apresiasi dan pengembangan. Mereka merasa "habis manis sepah bakal dibuang". Maka biasanya orang begini sangat pelit pada perusahaan. Pokoknya bekerja dari jam 8 hingga 5 sore, habis perkara. Sumbangan pikiran dan lain-lain, maaf, tidak bersedia digratisin.

7. Ketidakjelasan: Tiadanya visi dan misi organisasi yang genuine dan powerful, membuat organisasi tidak punya arah yang jelas. Ketidakjelasan ini membuat hilangnya sense of excitement dan sense of purpose. Akibat lainnya, orang bekerja seadanya, secukupnya, atau alakadarnya saja.

8. Kiri Kanan Atas Bawah Munafik Semua: Munafik adalah untrue to oneself. Padahal organisasi adalah "kita sebagai kesatuan". Jadi jika ada kemunafikan sebenarnya kita sedang saling membohongi. Dan kita tahu bahwa kita saling membohongi. Maka tidak akan tercipta teamwork apalagi sinergi. Dalam iklim kemunafikan, jika tidak terpengaruh dan larut, orang akan melakukan dekomitmen terhadap organisasinya.

9. Masa Depan Karir Tidak Jelas: Banyak karyawan merasa bahwa masa depan mereka tidak jelas. Perusahaan mau kemanapun juga tidak jelas. Jadi no hope for the future. Maka mereka kehilangan roh transformasi seperti kata Teilhard de Chardin: The greatest force for the advancement of human species is a common hope held together. Jadi tanpa harapan yang kuat tidak akan ada excellence.

10. Pekerjaan yang Monoton. Banyak karyawan merasa pekerjaannya monoton dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Malah ada orang merasa sudah terkotakkan. Dalam kondisi demikian orang hanya akan bekerja sebagai upaya bertahan saja sekadar demi gaji bulanan dan status non pengangguran. No variety, no hope, no future. Sudah pasti no motivation for excellence.

11. Penyakit KKN: Praktik-praktik KKN yang telah menjadi rahasia umum dalam organisasi membuat warga organisasi tidak termotivasi untuk bekerja melampaui mediokritas, terutama jika mereka tidak termasuk dalam grup yang diuntungkan oleh KKN tersebut. Bukan cuma itu, KKN sebenarnya adalah antitesis dari upaya excellence apapun.
Tikus KKN
 
12. Penyakit Sikut Menyikut: Jika dalam organisasi yang berlaku adalah nilai-nilai rimba, maka orang yang tidak berbakat atau tidak bersedia menjadi "ular dan serigala" segera akan keluar. Jika bertahan maka ia akan terpinggirkan atau menjadi pecundang. Jelas cita-cita menjadi world class company pun cuma sebuah slogan kosong.

13. Peraturan yang Irasional: Peraturan selalu dibuat oleh para pimpinan. Namun seringkali peraturan (yang diberlakukan secara umum) dibuat sebagai reaksi atas sebuah kasus khusus. Akibatnya peraturan ini terasa irasional dalam situasi yang berbeda dengan kasus pemicunya. Lanjutannya, orang jadi marah, kesal, dan malas.

14. Perubahan Tanpa Tujuan yang Jelas: Adagium "tak ada yang konstan kecuali perubahan itu sendiri" disalahmengerti menjadi "perubahan demi perubahan". Padahal di tengah perubahan orang butuh kepastian arah, kepastian nilai-nilai, dan kepastian makna. Tanpa itu maka segala sesuatu menjadi chaos, absurd, dan meaningless.

15. Pimpinan Tidak Jujur. Bawahan yang tahu bahwa pimpinannya tidak jujur (entah dalam soal keuangan atau yang lainnya) sebenarnya menghilangkan trust level dalam tata hubungan mereka. Padahal di mana tidak ada rasa saling percaya, tidak mungkin ada komitmen. Dan tanpa komitmen besar tidak ada prestasi besar bisa dicapai.

16. Rapat-Rapat Tidak Ada Tindak Lanjutnya. Dalam rapat-rapat para eksekutif suka cerita besar, ngomong angin surga, mau bikin ini mau bikin itu. Habis rapat things as usual. Lama-lama orang jadi sinis. Datang ke rapat pun malas. Ngapain? Buang waktu! Apalagi rapatnya tanpa honor dan konsumsi. Males ah!

17. Saya Harus Disiplin Tapi Atasan Tidak: Secara moral atasan adalah teladan. Artinya hanya jika orang sudah melakukan apa yang diperintahkannya maka ia qualified memerintah. Atasan yang meminta bawahan berdisiplin tanpa ia sendiri berdisiplin (di mata anakbuahnya!!!) akan menjadi bahan tertawaan. Secara moral dia tidak berhak meminta apapun yang tidak dia lakukan lebih dahulu.

18. Sedikit-Sedikit Kena Marah: Orang yang dimarahi tanpa alasan yang masuk akal, apalagi marah cuma sebagai kegemaran atasan, merusak harga diri dan citra diri bawahan. Ketersinggungan yang diakibatkannya dapat berubah menjadi dendam, kebencian, dan keinginan untuk merusak. Jadi boro-boro excellence.

19. Sistem Tidak Adil: Ketidakadilan dalam segala bentuk, entah sistem penggajian atau pemanfaatan fasiltas, pasti mengundang repons negatif. Jika ketidakadilan tidak bisa dilawan secara frontal, maka orang melawannya diam-diam dalam berbagai bentuk seperti mangkir dengan alasan dibuat-buat, kinerja asal jadi, perlawanan simbolik, dan lain-lain.

20. Usul Tidak Diperhatikan: Usul-usul yang tidak diperhatikan menimbulkan kekecewaan. Lama-lama orang merasa tidak ada gunanya mengajukan usul. Padahal jika no participation,pasti no sense of ownership, demikian pula no commitment.

Semoga di rumah kerja Anda, tidak terdapat banyak tikus.